Daily Journal: Trip Dalam Kota


"Aku mau ajak kamu jalan-jalan ke toko roti." Ajaknya Sabtu pagi. Untuk kesekian kalinya aku jalan kaki bersama dia. Sekedar obrolan kecil, memotret pejalan kaki, jajan atau mencatat perjalanan singkat kita.


Dan Bandung pagi itu terlalu ceria dengan langitnya yang biru. Kita menyusuri jalan Dalem Kaum Bandung untuk sekedar bernostalgia. Di tahun 1990an di sekitar sini ada pusat perbelanjaan yang terkenal, nonton bioskop, taman hiburan dan tempat makan favorit. Kini, kita hanya merasakan hiruk pikuk orang berjualan dengan pengawasan si seragam hijau.

"Terkadang dagangan mereka dipindahkan paksa,  tak tanggung-tanggung gerobak berat seperti itu digendong seorang diri." tutur teman kita yang ikut jalan-jalan.

"Lucunya ada jam tertentu untuk memindahkanya. Lihat saja mereka masih berdiri mengawasi."

Berada di tempat yang sering didatangi sewaktu kecil memang membahagiakan sekalipun sudut-sudut bagunan jauh berbeda namun ada kesan menyenangkan. Terlalu asyik bernostalgia.

09.45
Kita berada di Toko Roti Sidodadi. Pintunya masih tertutup rapat namun sudah dapat membeli rotinya. Ke sini harus peregangan dulu, antriannya panjanggg dan yang berbahaya yakni ibu-ibu yang jago nikung lengah sedikit antriannya kesamber juga.

Tiba saat memilih rotinya,  luapan bahagia merasakan aroma wangi keluar dari oven. Surga. Banyak pilihan rasa namun bagi aku roti kayu manis adalah sila pertama dari roti-roti yang berjajar. Setelah roti dalam genggaman,  bahagiaku bertambah melihat plastiknya yang unik. Tak lupa juga dengan tulisan iklan layanan yang menggelitik, 'Jadilah peserta Kb Lestari.' begitulah si roti ini tumbuh dari tahun 1930 hingga sekarang.

11.15
Warung kopi yang menjual roti enak adalah warung kopi purnama. Jika Sidodadi punya kayu manis di sini terdapat sarikaya yang membuat jatuh cinta. Kita memesan roti kukus sarikaya dan sarsaparila, tidak lupa juga kopi susu hangat untuk teman kita. Terkadang aku iri pada buyut dulu mengapa jajanan mereka kok bisa enak-enak gini. Meskipumn sudah bertahun-tahun lamanya namun cita rasa tahun 1930 sangat dijaga. Love it.
.
Beranjak kembali kita menyusuri jalan dari Al-Jabri menuju ABC, kemudian singgah sejenak di pasar barang antik cikapundung sebelum sampai ke Braga.
Ada banyak pilihan barang lama yang tersebar di penjuru toko. Tak semua sudut kita telusuri, karena memang tak semuanya buka. Suasana yang gelap dan energi barang lama sepertinya cukup terasa. Horor memang mengingat banyak cerita seram yang seringkali terdengar mengenai tempat ini. Tak terlalu lama kita berada di sini, rasanya agak sesak juga mengingat cerita seram itu.
.

15.00
Keluar pasar antik, pemberhentian selanjutnya adalah Braga. Sampailah di tempat ini, Sumber Hidangan. Interior khas Belanda menyambut kita. Di sini tidak hanya roti,  ada kue kering dan es cream yang menyegarkan. Nostalgia tempoe dulu, dari awal berdiri 1929 hingga sekarang citarasanya masih dipertahankan. Dulu di sini masih berlaku jam tidur siang,  dimana toko akan tutup pada pukul 2-5 sore. Toko tersebut masih memperlakukan tradisi jaman Belanda.
.
Lepas menikmati es krim dan juga rotinya, kita memutuskan untuk menyudahi perjalanan. Namun rasa penasran membawa kami sejenak melipir ke jl morse. Di sana terdapat sebuah toko, atau tepatnya sebuah tempat reparasi kamera yang cukup terkenal. Naluri hedon rasanya menanjak ketika melihat beberapa sparepart unik yg jarang ditemukan. Tumpukan film pun tak kalah menarik perhatian sepertinya, meski memang akhirnya hanya teman kami yang membawa pulang 1 roll film.

Begitulah kami bernostalgia melalui sepotong roti yang menggenapkan cerita jalan jalan kali ini

Story & Photo by Atta & Akka.

No comments:

Post a Comment