Kembali menyusuri sudut Sumedang, tidak jauh dari Taman Endog kami memasuki kawasan pertokoan. Salah satu toko yang menarik untuk kami kunjungi adalah Pan Siong. Apakah kamu tahu apa yang dijual di sini?
Akhir-akhir ini saripohatji banyak dicari, bedak yang sudah ada sejak tahun 1927 begitulah yang tercantum dalam kemasannya memiliki khasiat menghilangkan jerawat dan merawat kulit wajah. Itulah yang akhirnya mengusik kami untuk mengunjungi sebuah toko herbal atau toko jamu tua di Sumedang.
Siang itu, di pertengahan bulan Februari kami memasuki bangunan tua di kawasan pertokoan Taman Endog, Sumedang. Masih beralaskan ubin tegel kuno, di samping kanan pintu masuk bejejer blek/kaleng besi yang di isi dengan rempah-rempah. Sebagian nama rempahnya terdengar asing bagi kami. Satu diantara tiga wanita sepuh yang menjaga toko pun menyapa kami, “Cari apa neng?”
Menurut penuturan orang tua saya, Toko Pan Siong sudah terkenal sejak dulu sebagai toko jamu dan rempah-rempah terlengkap di Sumedang. Pan Siong merupakan bisnis turun temurun yang masih eksis di tengah arus modernisasi. Untuk mengetahui eksistensinya, kami juga sempat bertanya kepada beberapa teman di instagram. Berikut ini adalah beberapa komentar dari teman kami.
“Baju yg kelunturan bisa di celup lagi jadi bagus, beli pencelupnya di Pan Siong. Masker muka juga ada (tapi lupa namanya masker apa) masker yg legendaris soalnya dari jaman bunda aku.”
@gustinahidayat (Dosen YPSA STIE)
Kalau datang ke Pan Siong cari jamu. “Sari pohatji masker dingin-dingin gimanaaa gitu hehe.”
@intaancd (Mojang Sumedang)
Toko Jamu untuk membeli masker, pengalaman berbelanja di toko Pan Siong. “Pelayannya oleh tiga wanita yang sudah cukup tua tapi masih keliatan semangat.”Betul saja jika toko jamu tua satu ini masih banyak diminati masyarakat Sumedang, ketika kami berada dua jam di sini. Hilir mudik transaksi terjadi tanpa jeda, tidak hanya jamu, rempah-rempah dan perkakas dijual di sini. Kebutuhan tradisional lainnya masih bisa didapatkan di toko yang sangat menjaga suasana klasik. “Orangtua kami berpesan untuk tetap menjaga keaslian ruangan (toko) ini.” Hal yang paling bisa diamati adalah dari ubin tegel kunonya tidak pernah berganti. Warnanya hitam pekat seakan menjadi rekam jejak hilir mudik beragam orang datang ke toko tua satu ini. “
@annisa_yusholihat (Pelajar SMA)
Dulu, di sini (Pan Siong) di jual juga kebutuhan sehari-hari, pertama kalinya memang toko kelontong. Namun, justru kemudian banyak masyarakat yang menanyakan jamu dan rempah-rempah.” Tutur Betty.
Betty dan kedua saudaranya adalah generasi ketiga dari pendiri Pan Siong yang kini menjadi pemilik dan pengelola toko. Sayangnya, ketika kami bertanya awal berdiri toko ini, baik Betty maupun saudaranya tidak mengingat secara pasti kapan toko tua ini mulai beroperasi. “Di mulai kakek masih bujang, saya tidak tahu pasti tahun berapa. Namun, penuturan ibu kami, toko ini sudah berdiri sebelum bioskop di sebelah (Pasifik) ada. “ Menurut Betty kegiatan jual beli di toko ini sempat terhenti ketika mereka harus mengungsi ke Bandung bersama orang tua karena permasalahan keamanan di era sebelum kemerdekaan.
Menurut sumber buku yang kami dapatkan di perpustakaan daerah, gedung Bioskop Pasifik berdiri sekitar tahun 1920an. Jika memang Toko Pan Siong ini sebelumnya, sudah dipastikan toko jamu ini berdiri lebih dari 97 tahun di Sumedang. Luar biasa. Tidak mudah untuk bisa mempertahankan aktivitas toko yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat hingga turun temurun.
Layaknya Tahu Bungkeng atau Toko entjep, Pan Siong sendiri diambil dari nama sang empunya, yakni Tjan Pan Siong. Banyak yang tidak mengetahui dan seringkali memiliki penafsiran salah dengan Pan Siong. Selain dikenal dengan nama Pan Siong toko obat herbal atau jamu satu ini juga memiliki julukan lain, yakni “Toko Pengkolan” karena letaknya persis berada di belokan perempatan.
Silahkan datang berkunjung ke toko jamu tua satu ini di hari Senin sampai dengan Sabtu. Toko yang beroperasi sejak pukul 9 pagi sampai 5 sore ini menyediakan beragam kebutuhan jamu dan obat herbal yang anda butuhkan. Tidak hanya itu, salahsatu komoditi andalan toko ini adalah produk arangnya yang banyak dicari orang. Khusus untuk arang di bagian belakang toko terdapat sebuah gudang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan berbagai jenis arang. Menurut penuturan sang penjaga, arang ini didapat dari beberapa daerah di Sumedang yang kemudian dijual dan didistribusikan di toko ini.
Cukup menarik juga kala menyusuri kala melihat bagian belakang toko ini yang menjadi gudang penyimpanan arang. Di sana terdapat juga sebuah toilet yang jika dilihat dari bentuk ornamennya sudah cukup tua. Setiap sudutnya masih menyimpan keaslian yang menarik memori kita untuk kembali berimajinasi mengenai masa lalu.
Kami dapat mengambil pelajaran dari toko yang mampu bertahan bahkan hingga turun temurun. Bagimereka pembeli adalah teman, membutuhkan informasi sebelum membeli produk, tidak memaksakan dan memberikan saran pemakaian. Itulah yang kami perhatikan dari riuh transaksi di toko ini, dengan sabar pemilik toko menjawab pertanyaan pembeli.
Berikut ini beberapa hasil rekap foto lainnya.
—
Story & Photo by Atta & Akka.
No comments:
Post a Comment